Yuk Simak Sejarah Berdirinya Masjid Agung Al-Imam Majalengka
Persis di muka Pendopo Majalengka, Jawa Barat, ada alun-alun tempat kesibukan penduduk umum. Di sisi alun-alun atau sisi kiri dari arah Pendopo, ada suatu masjid, yg disebut Masjid Agung Al-Imam.
Disadari, sedikit yg paham terkait perjalanan masjid itu. Bahkan juga, faksi pengurus masjid lantas mengakui tak paham persis terkait histori masjid itu sejak mulai lahir sampai sekarang. Faksi masjid malahan menunjuk dari salah satunya situs.
Dilansir dari Madjalengkatiheula. blogspot, kehadiran Masjid Agung Al-Imam tak terputus dari kemurahhatian KH Imam Safari, kakek dari Pahlawan Nasional KH Abdul Halim yg mewakafkan tanah buat masjid. Nama Al-Imam buat Masjid Agung Al-Imam itu lantas jadi bentuk penghormatan terhadap sang wakif atau pemberi wakaf.
Masjid Agung Al-Imam pada periode awal atau lebih kurang 1884 gak lebih cuma bangunan masjid kecil. Mulainya, dengan cara fisik, masjid itu bersifat panggung. Di Balik Berdirinya Masjid Agung Al-Imam Majalengka
Kehadiran Masjid Agung Al-Imam berbentuk panggung selesai sampai lebih kurang tahun 1900, saat pemerintahan Bupati Raden Mas Salam Salmon. Kala itu, disaat dilaksanakan set-ulang, bangunan masjid sungguh-sungguh di ubah dengan cara keseluruhan. Kala itu, masjid yg awal mulanya berwujud panggung, berubah jadi lantai.
Selang 67 tahun lantas ialah tahun 1967, kembali dilaksanakan set-ulang. Masjid yg awal mulanya cuma satu lantai di ubah berubah menjadi dua lantai. Proses set-ulang dengan menaikkan lantai ini dilaksanakan kala saat Bupati Kolonel Rd. Anwar Sutisna yg dilanjut oleh Rd. Saleh Sediana, menghabiskan waktu sampai 1977.
Artikel Terkait : blog bangunan
Perbaikan kembali dilaksanakan pada 1984, kala Kabupaten Majalengka di pimpin Rd E Djaelani. Pada waktu ini, juga sekaligus dilaksanakan perluasan. Tahun 1990, masjid itu memperoleh sentuhan pada bagian atas dengan dibuatkan kubah.
Bupati kala itu, Tutty Jiwai Anwar, kembali membuat cantik masjid pada 2003. Kala itu, tidak cuman kubah khusus, juga ada menambahkan kubah-kubah kecil di tiap-tiap pojok.
Saat ini, 16 tahun lantas, masjid itu kembali memperoleh polesan. " Mulai di-renov Juni 2018. Yg direnov itu momolo (kubah) , di ubah, memanfaatkan keramik. Awal mulanya ada lubang hawa, saat ini ditutup, " kata Wakil Sekretaris DKM Masjid Agung Al-Imam Achsanul Fikri kala melakukan perbincangan dengan SINDOnews.
Tidak cuman momolo, set-ulang pun diakukan pada sisi lantai, dari awalnya memanfaatkan keramik, ditukar dengan marmer. Sejumlah tiang yg awal mulanya tembok biasa, di ubah dengan keramik. " Juga ada bagian bagian yg dibuang, seperti tangga, yg awal mulanya ada dua, dibuang satu. Penampilannya lebih modern lah, " ujarnya.
Buat didapati, luas area masjid ini 2. 475 mtr. per sisi dengan kemampuan 2. 500 jamaah. Saat Bulan Ramadhan ini, jelas ia, ada sejumlah kegiatan rutin yg diselenggarakan faksi pengurus. Bukber, tarawih serta tadarus, merupakan kegiatan rutin Ramadhan yang dilakukan di Masjid Agung.
" Ada takjil, lantas makan. Tiap-tiap hari sekurang-kurangnya 50 jumlah makan berat. Lalu tiap-tiap zuhur ada kultum. Kelak ada juga peringatan Nuzulul Quran, " jelas ia.
Disadari, sedikit yg paham terkait perjalanan masjid itu. Bahkan juga, faksi pengurus masjid lantas mengakui tak paham persis terkait histori masjid itu sejak mulai lahir sampai sekarang. Faksi masjid malahan menunjuk dari salah satunya situs.
Dilansir dari Madjalengkatiheula. blogspot, kehadiran Masjid Agung Al-Imam tak terputus dari kemurahhatian KH Imam Safari, kakek dari Pahlawan Nasional KH Abdul Halim yg mewakafkan tanah buat masjid. Nama Al-Imam buat Masjid Agung Al-Imam itu lantas jadi bentuk penghormatan terhadap sang wakif atau pemberi wakaf.
Masjid Agung Al-Imam pada periode awal atau lebih kurang 1884 gak lebih cuma bangunan masjid kecil. Mulainya, dengan cara fisik, masjid itu bersifat panggung. Di Balik Berdirinya Masjid Agung Al-Imam Majalengka
Kehadiran Masjid Agung Al-Imam berbentuk panggung selesai sampai lebih kurang tahun 1900, saat pemerintahan Bupati Raden Mas Salam Salmon. Kala itu, disaat dilaksanakan set-ulang, bangunan masjid sungguh-sungguh di ubah dengan cara keseluruhan. Kala itu, masjid yg awal mulanya berwujud panggung, berubah jadi lantai.
Selang 67 tahun lantas ialah tahun 1967, kembali dilaksanakan set-ulang. Masjid yg awal mulanya cuma satu lantai di ubah berubah menjadi dua lantai. Proses set-ulang dengan menaikkan lantai ini dilaksanakan kala saat Bupati Kolonel Rd. Anwar Sutisna yg dilanjut oleh Rd. Saleh Sediana, menghabiskan waktu sampai 1977.
Artikel Terkait : blog bangunan
Perbaikan kembali dilaksanakan pada 1984, kala Kabupaten Majalengka di pimpin Rd E Djaelani. Pada waktu ini, juga sekaligus dilaksanakan perluasan. Tahun 1990, masjid itu memperoleh sentuhan pada bagian atas dengan dibuatkan kubah.
Bupati kala itu, Tutty Jiwai Anwar, kembali membuat cantik masjid pada 2003. Kala itu, tidak cuman kubah khusus, juga ada menambahkan kubah-kubah kecil di tiap-tiap pojok.
Saat ini, 16 tahun lantas, masjid itu kembali memperoleh polesan. " Mulai di-renov Juni 2018. Yg direnov itu momolo (kubah) , di ubah, memanfaatkan keramik. Awal mulanya ada lubang hawa, saat ini ditutup, " kata Wakil Sekretaris DKM Masjid Agung Al-Imam Achsanul Fikri kala melakukan perbincangan dengan SINDOnews.
Tidak cuman momolo, set-ulang pun diakukan pada sisi lantai, dari awalnya memanfaatkan keramik, ditukar dengan marmer. Sejumlah tiang yg awal mulanya tembok biasa, di ubah dengan keramik. " Juga ada bagian bagian yg dibuang, seperti tangga, yg awal mulanya ada dua, dibuang satu. Penampilannya lebih modern lah, " ujarnya.
Buat didapati, luas area masjid ini 2. 475 mtr. per sisi dengan kemampuan 2. 500 jamaah. Saat Bulan Ramadhan ini, jelas ia, ada sejumlah kegiatan rutin yg diselenggarakan faksi pengurus. Bukber, tarawih serta tadarus, merupakan kegiatan rutin Ramadhan yang dilakukan di Masjid Agung.
" Ada takjil, lantas makan. Tiap-tiap hari sekurang-kurangnya 50 jumlah makan berat. Lalu tiap-tiap zuhur ada kultum. Kelak ada juga peringatan Nuzulul Quran, " jelas ia.
Komentar
Posting Komentar