Ungkap Misi di IBL 2018-2019 Begini Pemain Naturalisasi Indonesia
Pemain naturalisasi Indonesia, Jamarr Andre Johnson udah gak sabar menekuni persaingan Indonesia Basketball League (IBL) 2018-2019.
Berbarengan Satria Muda Pertamina Jakarta, pebasket kelahiran Amerika Serikat itu memandang titel ke-tiga.
Baca juga : sejarah bola basket di indonesia
Sejak mulai pertama menginjakkan kaki di persaingan bola basket Indonesia pada 2015 lalu, Jamarr Andre Johnson udah menangi dua titel juara IBL.
Titel atau cincin pertama Jamarr diterima kala memperkokoh CLS Knight Indonesia di IBL musim 2015/2016.
Kala itu Jamarr gak cuma menggapai juara, tetapi pun memperoleh predikat jadi pemain debutan (rookie) terpilih serta Most Improved Player.
" Disaat mengambil titel juara berbarengan CLS Knights saya terasa semuanya usaha giat terbayarkan. Itu titel pertama CLS Knights selama histori mereka serta saya berubah menjadi sisi dari kejadian itu, " kata Jamarr, dijumpai di daerah Kuningan, Jakarta, saat lalu.
Sebelum merengkuh titel ke dua, Jamarr pernah melintasi karir di luar Indonesia. Club Dunkin Raptors yg bermain di Thailand Basketball League (TBL) berubah menjadi pelabuhan Jamarr pada 2017.
Gak lama berlalu, Jamarr kembali lagi Tanah Air. Pebasket yang memperkokoh Tim nasional Basket Indonesia di Asian Games 2018 ini kembali memperkokoh Satria Muda Pertamina Jakarta.
Seperti di CLS Knights Indonesia, Jamarr langsung menggapai titel juara IBL musim 2017/2018 pada musim pertamanya kembali lagi Tanah Air.
Gak cuma itu, Jamarr pun dapatkan pengharagaan jadi Most Valuable Player (MVP) di sesi final.
Saat ini, berbarengan banyak rooster atau pemain baru Satria Muda Pertamina Jakarta, Jamarr Andre Johnson memandang titel ke-tiga IBL.
Apabila sukses, dirinya sendiri bisa jadi pemain naturalisasi pertama yg menggapai tiga cincin di persaingan IBL.
Simaklah : sejarah bola voli singkat
Awal kalinya, pemain naturalisasi Ebrahim Enguio Lopez cuma menggapai satu titel juara berbarengan Aspac Jakarta pada NBL 2014.
" Semestinya bakal menyenangkan apabila itu berlangsung. Saya ada ke Indonesia bukan untuk jadi pemain basket sebelumnya. Namun saya bersukur lantaran dapat memperoleh peluang serta menggapai kemajuan begini, " tutup pemain naturalisasi kelahiran New Jersey, AS, 20 Juni 1988.
Berbarengan Satria Muda Pertamina Jakarta, pebasket kelahiran Amerika Serikat itu memandang titel ke-tiga.
Baca juga : sejarah bola basket di indonesia
Sejak mulai pertama menginjakkan kaki di persaingan bola basket Indonesia pada 2015 lalu, Jamarr Andre Johnson udah menangi dua titel juara IBL.
Titel atau cincin pertama Jamarr diterima kala memperkokoh CLS Knight Indonesia di IBL musim 2015/2016.
Kala itu Jamarr gak cuma menggapai juara, tetapi pun memperoleh predikat jadi pemain debutan (rookie) terpilih serta Most Improved Player.
" Disaat mengambil titel juara berbarengan CLS Knights saya terasa semuanya usaha giat terbayarkan. Itu titel pertama CLS Knights selama histori mereka serta saya berubah menjadi sisi dari kejadian itu, " kata Jamarr, dijumpai di daerah Kuningan, Jakarta, saat lalu.
Sebelum merengkuh titel ke dua, Jamarr pernah melintasi karir di luar Indonesia. Club Dunkin Raptors yg bermain di Thailand Basketball League (TBL) berubah menjadi pelabuhan Jamarr pada 2017.
Gak lama berlalu, Jamarr kembali lagi Tanah Air. Pebasket yang memperkokoh Tim nasional Basket Indonesia di Asian Games 2018 ini kembali memperkokoh Satria Muda Pertamina Jakarta.
Seperti di CLS Knights Indonesia, Jamarr langsung menggapai titel juara IBL musim 2017/2018 pada musim pertamanya kembali lagi Tanah Air.
Gak cuma itu, Jamarr pun dapatkan pengharagaan jadi Most Valuable Player (MVP) di sesi final.
Saat ini, berbarengan banyak rooster atau pemain baru Satria Muda Pertamina Jakarta, Jamarr Andre Johnson memandang titel ke-tiga IBL.
Apabila sukses, dirinya sendiri bisa jadi pemain naturalisasi pertama yg menggapai tiga cincin di persaingan IBL.
Simaklah : sejarah bola voli singkat
Awal kalinya, pemain naturalisasi Ebrahim Enguio Lopez cuma menggapai satu titel juara berbarengan Aspac Jakarta pada NBL 2014.
" Semestinya bakal menyenangkan apabila itu berlangsung. Saya ada ke Indonesia bukan untuk jadi pemain basket sebelumnya. Namun saya bersukur lantaran dapat memperoleh peluang serta menggapai kemajuan begini, " tutup pemain naturalisasi kelahiran New Jersey, AS, 20 Juni 1988.
Komentar
Posting Komentar